Aku mengimpikan hari di saat apa yg
ku impikan menjadi kenyataan. Tak peduli tentang apa yang terjadi di masa lalu,
dan tak khawatir tentang keresahan di masa depan. Saat di mana aku menjadi sorotan khalayak,
dengan tatapan penuh emosional yang mengisyaratkan beberapa
kata..
“dia adalah temanku..
dia saudaraku..
dia keluargaku..
dia adalah orang yang aku sayangi..
aku menmbenci orang ini..
Dia adalah musuhku..
aku kenal dia..
“dia adalah temanku..
dia saudaraku..
dia keluargaku..
dia adalah orang yang aku sayangi..
aku menmbenci orang ini..
Dia adalah musuhku..
aku kenal dia..
Siapa dia?? ”
Dan jika hal seperti itu terjadi aku
sangat ingin menjadi seorang pengendali waktu, yang memperlambat setiap detik
menjadi jam setiap, menit menjadi hari, setiap jam menjadi bulan, atau lebih
lama dibandingkan dengan yang bisa aku bayangkan..
Sayangnya dunia tidak berotasi
terhadap diriku. Setiap orang memiliki dunianya sendiri, dimana mereka hidup,
belajar, bekerja, mencari cinta, kasih sayang dan kebahagiaan dengan cara yang
berbeda beda.
Jika diibaratkan dalam sebuah
cerita. Mereka bisa diibaratkan sebagai tokoh utama, setidaknya dalam cerita
hidup merka sendiri. Sedangkan, siapa aku? Aku bahkan enggan disebut tokoh
utama, bahkan dalam hidupku..
Aku memilih untuk tetap hidup,
namun aku terombang ambing oleh arus waktu. Aku tidak memiliki tujuan.. , tapi
bukann berarti aku tidak punya. Aku kehilangannya..
Aku hanyalah nelayan yang berlayar,
namun kehilangan arah.. dengan kapal kayu yang semakin terkikis oleh air..
Apa tujuanku? Aku memilikinya? Tapi
sepertinya sekarang terlihat tak nyata..
Tujuanku sepertinya sudah hancur.. Apakah aku bisa memperbaikinya? Sayangnya itu bukan hal yang bisa di perbaiki, dengan kata lain mustahil.
Tujuanku sepertinya sudah hancur.. Apakah aku bisa memperbaikinya? Sayangnya itu bukan hal yang bisa di perbaiki, dengan kata lain mustahil.
Ketika aku adalah seorang nelayan tanpa
tujuan yang hidup dengan sebuah kapal ditengah laut,
Apakah aku akan melihat tujuan baru? Ketika bisa tetap hidup di tengah lautan saja sudah cukup baik..
Apakah hidayah akan menghampiri ku? Darimana itu berasal? Saat aku benar benar sendirian ditengah lautan..
Apakah badai akan segera datang dan menggulung lautan dan mengakhiri semuanya?
Atau ombak akan mendorongku ketepian,
Apakah aku akan melihat tujuan baru? Ketika bisa tetap hidup di tengah lautan saja sudah cukup baik..
Apakah hidayah akan menghampiri ku? Darimana itu berasal? Saat aku benar benar sendirian ditengah lautan..
Apakah badai akan segera datang dan menggulung lautan dan mengakhiri semuanya?
Atau ombak akan mendorongku ketepian,
Aakah aku akan berada di pulau
berpenghuni yang layak untuk ditempati,
atau mungkin pulau itu tidak lebih baik dibandingkan ditengah tengah lautan.
atau mungkin pulau itu tidak lebih baik dibandingkan ditengah tengah lautan.