PENGENALAN CRUSTACEA
(Laporan Praktikum
Hama Nir Serangga)
Oleh
M Chandra Kurniawan
1114121124
Kelompok 6
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bahasa Latin, crusta berarti cangkang. Crustacea disebut
juga hewan bercangkang. Telah dikenal kurang lebih 26.000 jenis Crustacea yang
paling umum adalah udang dan kepiting. Habitat Crustacea sebagian besar di air
tawar dan air laut, hanya sedikit yang hidup di darat. Kelompok ini mencakup
hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip . Crustacea mayoritas
merupakan hewan air, baik air tawar maupun laut, walaupun beberapa
kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat.Kebanyakan
anggotanya dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifatparasit dan hidup dengan menumpang pada
inangnya (Anonim, 2010).
Selain itu, dalam filum ini dikenal mempunyai
bentuk tubuh yang memanjang, terdiri dari kepala, dada, dan abdomen (yang
kadang-kadang disebut dengan ekor. Kaki beruas enam. Pada bagian dua pasang
antena, sepasang mata bertangkai, dan lima pasang kaki jalan sedangkan dekat
pada bagian ekor terletak enam pasang kaki renang, sepasang untuk tiap ruas,
sebuah telson dan dua pasang uropod (Romimohtarto dan Juwana, 2007).
Crustacea mampu hidup di perairan antara lain disebabkan karena anggota badannya yang bersendi-sendi (bahasa yunani, arthros berarti sambungan atau sendi) sehingga mudah berjalan atau berenang dengan cepat. Disamping itu, adanya kulit yang keras (Bahasa romawi, crusta berarti kulit keras atau kerak), adakalanya tebal dan berduri tidak disukai predator (Suwignyo 2005).
Crustacea mampu hidup di perairan antara lain disebabkan karena anggota badannya yang bersendi-sendi (bahasa yunani, arthros berarti sambungan atau sendi) sehingga mudah berjalan atau berenang dengan cepat. Disamping itu, adanya kulit yang keras (Bahasa romawi, crusta berarti kulit keras atau kerak), adakalanya tebal dan berduri tidak disukai predator (Suwignyo 2005).
Kepiting bakau tergolong dalam famili
Portunidae yang terdiri atas 6 subfamili, yaitu: Carcininae, Polybiinae,
Caphrynae, Catoptrinae,Podopthalminae, dan Portuninae. memperkirakan bahwa
terdapat sekitar 234 jenis kepiting yang tergolong ke dalam subfamili
Portuninae di wilayah Indopasifik Barat dan 124 jenis di wilayah Indonesia (Moosa, 1985).
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum kali ini adalah, sebagaiberikut :
1.
Mengeteahui
perbedaan antara kepiting jantan dengan kepiting betina.
2.
Mengetahi
cirri cirri tubuh kepiting.
3.
Dapat mengelompokan
kepiting, kedalam spesies yang berbeda berdasarkan cirri cirinya.
II. METODELOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan
pada praktikum kali ini adalah, Cawan petri,
nampa, dan sepuluh ekor kepiting.
3.2
Cara Kerja
Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan pada praktikum
kali ini adalah, sebagai berikut :
1.
Disiapkan 10 ekor kepiting.
2.
Disiapkan cawan
petri dan nampan.
3.
Dimasukan kepiting
ke dalam cawan petri agar mudah untuk diamati.
4.
Diamati
ciri ciri dan kelamin dari setiap kepiting tersebut.
5.
Digolongkan
kepiting kepiting tersebut berdasarkan spesiesnya.
III.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil Pengamatan
Nama
Kepiting
|
Jenis Kelamin
|
Duri
|
Ciri Ciri
|
Gambar
|
A
|
Betina
|
Ada
|
-Kanan Lebih Besar
-Bentuk Sama
|
|
B
|
Betina
|
Tidak Ada
|
-Ukuran tidak sama
-Bentuk tidak sama
|
|
C
|
Jantan
|
Ada
|
-Ukuran tidak sama
-Bentuk sama
|
|
D
|
Jantan
|
Tidak Ada
|
-Ukuran tidak sama
-Bentuk tidak sama
|
|
E
|
Betina
|
Ada
|
-Ukuran tidak sama
-Bentuk tidak sama
|
|
F
|
Jantan
|
Ada
|
-Kanan Lebih Besar
-Bentuk Sama
|
|
G
|
Jantan
|
Ada
|
-Kanan Lebih Besar
-Bentuk Sama
|
|
H
|
Jantan
|
Ada
|
-Ukuran sama
-Bentuk sama
|
|
I
|
Jantan
|
Ada
|
-Ukuran tidak sama
-Bentuk tidak sama
|
|
J
|
Betina
|
Ada
|
-Kanan Lebih Besar
-Bentuk Sama
|
3.2 Pembahasan
Dalam bahasa Latin, crusta berarti cangkang. Crustacea disebut
juga hewan bercangkang. Crustacea mayoritas merupakan hewan air, baik air tawar maupun laut, walaupun beberapa
kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Terdapat sekitar 234
jenis kepiting yang tergolong ke dalam subfamili Portuninae di wilayah
Indopasifik Barat dan 124 jenis di wilayah Indonesia.
Klasifikasi Kepiting:
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Sub ordo : Pleocyemata
Infra ordo : Brachyura
Famili : Portunidae
Sub famili : Portuninae
Genus : Scylla
Spesies : Scylla
sp.
Telah dilakukan praktikum pengenalan crustacea,
yang menggunakan 10 ekor kepiting yang tidak diketahui spesiesnya. Dari sepuluh
ekor kepiting itu, kemudian di amati ciri ciri nya dan kemudian digolongkan
berdasarkan spesiesnya. Ciri ciri ke sepuluh spesies itu dapat dilihat pada
tbel hasil pengamatan di atas.
Estampador (1949) in Fushimi &
Watanabe (2001), mengklasifikasikan kepiting bakau menjadi tiga spesies
dan satu varietas, yaitu Scylla serrata, Scylla tranquebarica, Scylla oceanica,
dan Scylla serrata var. paramamosain. Karaketristik morfologi yang telah
ditemukan dari ketiga spesies tersebut sesuai dengan deskripsi yang dijabarkan
oleh Estampador pada tahun 1949. Karakteristik morfologi dari rostrum dan gigi
anterolateral serta cheliped pada kepiting bakau dapat dilihat sebagai berikut:
·
Scylla serrata: duri frontal margin tumpul berukuran sama dan
duri anterolateral berjumlah 9 dengan
gigi yang bergerigi tajam dan berukuran sama.
·
Scylla tranquebarica: duri frontal margin tajam dengan duri
berukuran sama dan duri anterolateral berjumlah 9 dengan gigi yang bergerigi
tajam dan berduri.
·
Scylla oceanica: duri frontal margin tajam berukuran sama dan duri anterolateral
berjumlah 9 dengan gigi yang bergerigi tajam.
Selain itu terdapat pembeda lainnya, yaitu jumlah duri pada cheliped
carpus dan corak pada pleopod pertama yang terdapat pada ketiga spesies
kepiting bakau.
Berdasarkan keterangan di atas maka, kepiting yang telah diamati dapat
dikelompokan berdasarkan spesiesnya, yaitu sebagai berikut:
Scylla serrata : Kepiting A, kepiting C, kepiting F, kepiting
G, kepiting H.
Scylla tranquebarica:
Kepiting E, kepiting I, kepiting J.
Scylla oceanica: Kepiting B, kepiting D.
IV.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang di dapat dari hasil praktikum
yang telah dilakukan adalah, sebagai berikut :
1. Kepiting dapat dibedakan berdasarkan, duri,
ukuran dan bentuk tubuhnya itu sendiri.
2. Kepiting yang termasuk kedalam spesies Scylla serrata : Kepiting A, kepiting C,
kepiting F, kepiting G, kepiting H.
3. Kepiting yang termasuk kedalam spesies Scylla tranquebarica: Kepiting E, kepiting I, kepiting J.
4. Kepiting yang termasuk kedalam spesies Scylla oceanica: Kepiting B, kepiting
D.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Crustacea. Http://id.wikipedia.org/wiki/ Crustacea. Diakses pada tanggal 25 oktober 2013.
Fushimi H dan Watanabe S.
2001. Problems in spesies identification
of the mud crab Genus Scylla (Brachyura:Portunidae).Fisheries Science:
9-13.
Moosa MK, Aswandy I, Kasry A. 1985. Kepiting
bakau Scylla serrata (Forskal, 1775) dari Perairan Indonesia. Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia. Jakarta. Diakses pada tanggal 25
oktober 2013
Romimohtarto, K. Dan S. Juwana. 2001. Biologi
Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Penerbit Djambatan. Jakarta.
Diakses pada tanggal
25 oktober 2013
Suwignyo, S., et al. 2005. Avertebrata Jilid 1.
Penebar Swadaya. Jakarta